JAKARTA, LENSA NEWS
Mahasiswa calon guru harus dibekali budaya melakukan perbaikan kualitas secara berkelanjutan atau continuous quality improvement (CQI). Setiap mengajar, guru akan menghadapi tantangan-tantangan yang berbeda, seperti ketika pandemi melanda. Untuk itulah CQI sebagai salah satu ciri profesional, harus ditumbuhkan dalam diri mahasiswa program pendidikan profesi guru (PPG) Prajabatan, Kamis (14/11/2021).
Demikian disampaikan Prof Muchlas Samani, guru besar Universitas Negeri Surabaya dalam Seminar Inovasi LPTK Ciptakan Guru Unggul, yang digelar Tanoto Foundation.
Menurutnya, keseiramaan LPTK dan sekolah mitra merupakan hal yang mutlak. Hubungan antara dosen pembimbing lapangan (DPL) dan guru pamong (GP) harus seperti hubungan suami istri yang sedang bekerja sama membimbing anaknya untuk tumbuh, yaitu mahasiswa PPG.
Prof Muchlas juga menyebut, program penguatan dosen pembimbing lapangan (DPL) dan guru pamong (GP) dalam Program PPG prajabatan yang diinisiasi Tanoto Foundation, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Medan, dan Universitas Pendidikan Indonesia berhasil membuat hubungan DPL dan GP jadi makin harmonis melalui kegiatan lokakarya bersama atau joint workshop.
“Tidak terlihat adanya gap, bahkan DPL dan GP sudah tidak sungkan untuk saling memanggil nama masing-masing,” jelas Prof Muchlas yang menjadi adviser dalam program tersebut.
Dengan berkurangnya permasalahan gap psikologis antara DPL dan GP, kemampuan mengajar mahasiswa PPG pun akan bertambah baik karena ada komunikasi yang baik antara DPL dan GP untuk terus berimprovisasi dalam mendampingi mahasiswa. “Intinya, perbaikan kualitas secara berkelanjutan bukan saja tanggung jawab guru, tapi juga dosen LPTK dan semua pendidik yang ada,” tambah Prof Muchlas.
Tanamkan growth mindset sebagai karakter calon guru
Prof Aan Hasanah, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengatakan, budaya perbaikan kualitas secara berkelanjutan juga harus dibarengi dengan ditanamkannya dua nilai penting pada mahasiswa calon guru.
Pertama, resiliensi untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Misalnya jika permasalahannya adalah terbatasnya media pembelajaran, maka guru harus bisa mencari opsi lain bagaimana bisa menyampaikan pembelajaran dengan media yang ada. Kedua, growth mindset yang baik. Ketika permasalahan yang ditemukan jadi sebuah tantangan dan pelajaran untuk terus bertumbuh di masa depan.
Kecenderungan orang yang punya growth mindset bisa dilihat dengan berbagai indikator. Menurut Prof Syawal Gultom, Ketua Pelaksana Uji Kompetensi Mahasiswa.
(RHS)
Related Posts
Propam Polda Di Minta Priksa Bripka Masdi Yang Di Duga Terkesan Menolak Laporan Wartawan’Dengan Menyebutkan “Tidak Duduk”
KPU Labusel Gelar Rapat Pleno Penetapan Pasangan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Labusel Periode Tahun 2025-2030
Musrenbang Kecamatan Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Labusel, Bupati H.Edimin Tekankan Pembangunan Infrastruktur
Aktivitas Gudang BBM Diduga Ilegal di Jalan Megawati Binjai Tetap Beroperasi Meski Telah Dilaporkan
Bermodus Bengkel Las Ketok, Gudang BBM Ilegal Pagar Seng Hitam Milik Aan dan Bacok Diduga Kebal Hukum
No Responses